Persentase kemiskinan
Kemiskinan
sering terkait dengan konsumsi gizi warga
Jumlah
penduduk miskin Indonesia kini mencapai lebih dari 31 juta jiwa, atau turun
dari jumlah yang sama pada Maret 2009, demikian data BPS.
Meski turun,
persentase penurunan tipis, yaitu hanya sekitar 1,5 juta jiwa.
Ini berarti
persentase warga miskin masih di atas 13 %, atau masih di atas target 11% yang
ditetapkan pemerintah.
"Jumlah
penduduk miskin turun lebih rendah dibanding penurunan Maret 2008-2009, yang
mencapai 2,34 juta. Jadi ada penurunan tapi lambat," kata Ketua BPS Rusman
Heriawan.
Menurut
Rusman, sumbangan penurunan angka kemiskinan tahun sebelumnya antara lain
disumbang oleh aliran dana Bantuan langsung Tunai BLT yang tahun lalu gencar
dikeluarkan pemerintah.
Sementara
setahun terakhir, turunnya jumlah warga miskin lebih banyak disumbang oleh
stabilitas harga barang konsumsi yang tidak naik setinggi tahun lalu.
Jumlah
penduduk miskin di Indonesia terus turun, meski tidak siginifikan sejak 2007.
Jumlah
penduduk naik drastis pada tahun 1998 akibat krisis ekonomi menjadi hampir 50
juta, lalu turun dan naik lagi menjadi hampir 40 juta tahun 2006 akibat
kebijakan menaikkan harga BBM tahun 2005.
Konsumsi rokok
Untuk
membedakan masyarakat miskin dan di ambang kemiskinan, BPS menggunakan acuan
garis kemiskinan senilai Rp 211.176 ribu per bulan per kapita.
"Acuan
ini lebih tinggi dibanding acuan tahun lalu, yang hanya Rp200.262 per bulan per
kapita," tambah Rusman Heriawan.
Meski
mengakui bahwa angka itu sangat kecil untuk konsumsi dalam sebulan, BPS
mengatakan angka dihitung berdasarkan besaran kebutuhan tiap penduduk dari umur
0 tahun hingga dewasa.
Hal yang
cukup mengejutkan adalah besarnya konsumsi rokok yang emrupakan konsumsi
terbesar kedua rakyat miskin setelah beras.
"Jadi
dengan pendapatan sekecil itu pun, pengeluaran untuk rokok kretek bagi warga
miskin mencapai hampir 8 persen dari total pengeluarannya," kata Rusman.
Konsumsi
yang lebih tinggi menyebabkan rokok menjadi prioritas yang lebih diutamakan
warga miskin ketimbang hal-hal lain seperti gizi anggota keluarga maupun
pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar