Laman

Senin, 25 Juni 2012

survei kemiskinan

Persentase kemiskinan
Kemiskinan sering terkait dengan konsumsi gizi warga
Jumlah penduduk miskin Indonesia kini mencapai lebih dari 31 juta jiwa, atau turun dari jumlah yang sama pada Maret 2009, demikian data BPS.

Meski turun, persentase penurunan tipis, yaitu hanya sekitar 1,5 juta jiwa.
Ini berarti persentase warga miskin masih di atas 13 %, atau masih di atas target 11% yang ditetapkan pemerintah.
"Jumlah penduduk miskin turun lebih rendah dibanding penurunan Maret 2008-2009, yang mencapai 2,34 juta. Jadi ada penurunan tapi lambat," kata Ketua BPS Rusman Heriawan.
Menurut Rusman, sumbangan penurunan angka kemiskinan tahun sebelumnya antara lain disumbang oleh aliran dana Bantuan langsung Tunai BLT yang tahun lalu gencar dikeluarkan pemerintah.
Sementara setahun terakhir, turunnya jumlah warga miskin lebih banyak disumbang oleh stabilitas harga barang konsumsi yang tidak naik setinggi tahun lalu.
Jumlah penduduk miskin di Indonesia terus turun, meski tidak siginifikan sejak 2007.
Jumlah penduduk naik drastis pada tahun 1998 akibat krisis ekonomi menjadi hampir 50 juta, lalu turun dan naik lagi menjadi hampir 40 juta tahun 2006 akibat kebijakan menaikkan harga BBM tahun 2005.
Konsumsi rokok
Untuk membedakan masyarakat miskin dan di ambang kemiskinan, BPS menggunakan acuan garis kemiskinan senilai Rp 211.176 ribu per bulan per kapita.
"Acuan ini lebih tinggi dibanding acuan tahun lalu, yang hanya Rp200.262 per bulan per kapita," tambah Rusman Heriawan.
Meski mengakui bahwa angka itu sangat kecil untuk konsumsi dalam sebulan, BPS mengatakan angka dihitung berdasarkan besaran kebutuhan tiap penduduk dari umur 0 tahun hingga dewasa.
Hal yang cukup mengejutkan adalah besarnya konsumsi rokok yang emrupakan konsumsi terbesar kedua rakyat miskin setelah beras.
"Jadi dengan pendapatan sekecil itu pun, pengeluaran untuk rokok kretek bagi warga miskin mencapai hampir 8 persen dari total pengeluarannya," kata Rusman.
Konsumsi yang lebih tinggi menyebabkan rokok menjadi prioritas yang lebih diutamakan warga miskin ketimbang hal-hal lain seperti gizi anggota keluarga maupun pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar